Sabtu, 18 Desember 2010

Surat Cinta Untuk Pak SBY

Kepada Bapak Presiden yang saya hormati dan sayangi

apakabar pak ? semoga selalu dalam lindunganNya ya pak, amin. wah, saya ini buruk dalam merangkai kata. kok nekat yah bikin surat cinta untuk bapak karena cuma ini yang bisa saya lakukan . datang ke istana menghadap bapak tidak mungkin . pasti bapak sangat sibuk. open house lebaran lalu yang katanya untuk rakyat saja, rakyat yang bisa menemui bapak dibatasi, bagaimana kalau hari hari sibuk seperti sekarang . pasti sulit sekali ya pak..

Bapak Presiden yang saya cintai..
saya lelah mencela, saya lelah memaki, saya lelah menghujat.. tidak merubah apapun ternyata, kecuali angka pada tensi darah saya. kali ini saya bertanya, lalu meminta..

saya ini rakyat biasa, dapat informasi tentang bapak dan pemerintahan juga dari media. saya kadang bertanya, apakah media memang sengaja hanya memberitakan yang kurang baik saja, atau memang sedikit hal baik yang bapak lakukan untuk bangsa ini ? jujur saja pak, saya masih ingin mempercayai bapak. saya masih berharap banyak bapak pasang badan sebagai pemimpin bangsa ini demi kami.

disini saya tidak ingin bertanya tentang kejadian yang sudah sudah seperti ditutupnya ratusan gereja selama bapak berkuasa, kasus lumpur lapindo yang tak kunjung usai, UU pornografi yang tidak menunjukkan manfaat nyata pada moral bangsa Indonesia, selain malah menghabiskan dana untuk membahas rancangan UUnya dan demo dimana mana, atau tentang negara yang kembali hobi berhutang, atau tentang sistem pemilu yang -menurut saya- malah jadi lahan korupsi dan membuat Indonesia menjadi negara favorit produsen high-end brand (ehemm..) atauuuuu tentang tabung gas 3kg yang sempat ingin saya hadiahkan pada bapak saat bapak ulang tahun kemarin maksud saya siapa tau bapak belum pernah mencoba tabung ajaib yang selain bisa buat masak, bisa untuk mengebom rumah tetangga ini pak, ataaauu BLT yang -menurut saya lagi nih,- keputusan impulsif yang ahirnya malah memakan banyak korban. saya dengar banyak korbannya pak, lalu bagaimana kelanjutannya? atau tentang janji bapak yang berapi api waktu kampanye kemarin tentang pemberantasan korupsi dan ternyata ICW malah membeberkan fakta bahwa 54,85% terpidana kasus korupsi yang disidangkan di PN diputus BEBAS, atau tentang... huaaa banyak ya pak, maaf maaf, saya kebablasan.. bukan itu yang mau saya bahas pak, udah ketinggalan jaman yah pak, iya kan ? ummm tapi saya tetap kagum kok sama bapak, selain bapak tegas dalam menangani rencana pembakaran Alquran di AS sampai menyurati Presiden Obama, lagunya bapak bagus saya juga musisi loh pak, walaupun cuma musisi jalanan

karena semua yang saya bahas di atas itu sudah lewat, mari kita lupakan.. biarkanlah kami rakyat melapangkan dada untuk memaklumi bahwa urusan seorang presiden itu tidak sedikit, dan pada akhirnya saya pun berdamai dengan kenyataan tersebut. tapi..

pada suatu pagi dalam suasana lebaran, saya sedang menggoda ponakan saya sampai menangis, saya terkejut dengan adanya berita penusukan terhadap pendeta dari jemaat HKBP di Ciketing, Bekasi. wow, ini tahun 2010, dan ternyata kebebasan beragama masih belum terjamin. padahal Indonesia menjamin kebebasan beragama seperti disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 29, ayat (2): Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. aduh saya nanti kalau sudah bahas pasal merembet kemana mana termasuk soal ahmadiyah itu pak, jadi saya stop dulu. saya ambil nafas sebentar, lalu kembali lagi ke soal penganiayaan pendeta HKBP. saya sempat marah marah di twitter saya pak (@MsBagan) tapi yah, sekali lagi, hanya omelan yang tidak mendatangkan apa apa selain tensi darah yang terus meninggi. saya, dan teman teman di twitter menunggu reaksi bapak. 24 jam pertama belum ada tanda tanda respon dari bapak, selain "menurunkan" bawahan terlebih dahulu untuk mengusut insiden ini, memang masih lebih baik daripada tidak bereaksi sama sekali pak. jauuhh lebih baik dan pada saat akhirnya bapak berkomentar mengenai insiden ini, yang keluar lagi lagi kata prihatin. sudah ? sama pak, saya juga prihatin. kita sama

saya coba lupakan persoalan ini, walaupun mengganjal di dalam benak saya. kenapa justru teman teman yang juga rakyat, sama seperti saya yang "turun langsung" menentang kekerasan dalam kebebasan beragama dengan aksi 1000 lilin di bundaran HI semalam. saya kembali berdamai dengan kenyataan bahwa "urusan presiden itu tidak sedikit".

sampai pagi ini, ketika saya mendengar (lagi lagi) dari media tentang bapak yang menegur, bahkan marah kepada dirut telkomsel ketika bapak gagal melakukan teleconference untuk memantau arus balik di Jawa Tengah dan Jawa Barat. saking marahnya bapak sampai berkata "Saya tidak suka ada kejadian pimpinan yang tidak merespons apapun" eng.. saya tidak ingin komentar soal statement bapak yang satu ini, takut salah yang ingin saya komentari adalah, bagaimana mungkin bapak hanya berkata "prihatin" atas insiden penganiayaan terhadap seorang pendeta, sedangkan marah dan berbicara tegas ketika terjadi kesalahan teknis pada saluran komunikasi. saya tertegun lama di depan komputer, sambil merenung. sebegitu banyakkah urusan negara Indonesia ini, sampai pemimpinnya tidak dapat lagi menentukan prioritas?

Bapak Presiden tersayang,
apakah saya masih boleh percaya kepada bapak ? apakah dalam empat tahun kedepan sisa masa kepemimpinan bapak, bapak bisa membuat saya dan jutaan rakyat Indonesia lainnya terharu bangga terhadap pemimpin Bangsa ini ? apakah pada akhir masa jabatan bapak nanti, rakyat yang memilih bapak akhirnya tahu, mereka tidak pernah salah memilih pemimpin? apakah berapa puluh tahun kedepan di dalam buku sejarah terukir sejarah indah tentang masa kepemimpinan bapak ? dan apakah saya juga bisa bercerita tentang bagaimana hebatnya bapak memimpin bangsa ini kepada generasi berikutnya?

melihat ketegasan bapak kepada Dirut Telkomsel hari ini, timbul harapan saya kedepannya bapak akan dapat setegas itu dalam menangani segala permasalahan yang terjadi, baik yang belum selesai atau yang akan datang. saya masih percaya kepada bapak, saya masih sangaaaatt berharap kepada bapak, dan saya yakin saya tidak sendiri. jutaan rakyat Indonesia di luar sana masih sangat berharap kepada pemimpin Bangsa ini, Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

hormat saya,

Ladrina Bagan

Tidak ada komentar: