Jumat, 25 Februari 2011

Fiksimini, Imajinasi Yang Terliarkan

Sekitar bulan Mei 2010 lalu, tak sengaja saya membuka twitter dan menemukan satu akun yang bernama @fiksimini. Sebenarnya saya heran, kok ada akun seperti ini. Apa tujuannya? Setelah bertanya kesana-kemari, akhirnya saya tahu apa itu fiksimini. Ya, dilihat dari namanya saja pasti sudah tahu apa itu fiksimini. Fiksimini merupakan suatu karya sastra yang jumlah karakternya sangat terbatas, yaitu 140 karakter. Kenapa karakternya hanya sedikit? Karena ini mengikuti batasan twitter yang hanya bisa menampung 140 karakter. Walaupun terlihat sedikit dan cukup mini, tetapi bagi saya fiksimini menyimpan berbagai ledakan yang bisa menimbukan banyak kejutan setiap membacanya. Fiksimini sendiri didirikan oleh @agus_noor dan juga dibantu oleh @clara_ng dan juga @ekakurniawan sebagai moderatornya. Mereka bertiga merupakan sastrawan yang karya-karyanya sudah berkeliaran di masyarakat.

Walaupun terlihat mini, tetapi di mata saya fiksimini bisa menjadi sebuah hiburan, kritikan, bahkan bisa menjadi hobi baru dalam menulis. Di tengah-tengah kesibukan kuliah saya, fiksimini merupakan salah satu alternatif untuk menghilangkan kepenatan dan kebosanan, karena membacanya tak memerlukan banyak waktu. Di sela-sela waktu senggang, melalui akun twitter saya (Imamul_), saya sering menyempatkan untuk menulis fiksimini, walaupun jarang di- retweet. Walaupun sepertinya telihat mudah, tetapi bagi saya menulis fiksimini itu sangat memutar otak, apalagi jika topiknya sangat sulit. Dan terkadang saya juga merasa kesal jika fiksimini saya tidak di- retweet oleh moderator. Mungkin karena karya saya terlihat belum layak dibaca oleh fiksiminiers, atau mungkin fiksimini saya terlewatkan begitu saja dan tidak dibaca oleh moderator. Setiap harinya fiksimini mepunyai topik yang berbeda-beda yang dilontarkan oleh fiksiminiers (sebutan bagi pecinta fiksimini). Dari topik tersebut lah para fiksiminiers dituntut untuk membuat fiksimini sesuai topik yang telah disetujui oleh moderator. Jika karya fiksimini kita bagus, maka akan di-retweet oleh moderator. Retweet sendiri kalau di twitter bisa disebut seperti di-like. Setiap harinya, ada sekitar seratus lebih fiksimini yang masuk ke akun @fiksimini dan hanya puluhan karya yang di- retweet saja. Biasanya saat topik sudah muncul, saya langsung membuat apa yang ada di ide saya. Kalau lagi banyak ide, saya bisa membuat sekitar sepuluh lebih fiksimini. Tetapi jika otak sedang tidak ada ide, saya lewatkan saja dan hanya menjadi penikmat.

Sebagai contoh, coba lihat fiksimini yang saya buat:
Di hadapan hakim, ia mengaku telah berkali-kali membunuh dirinya sendiri.

Apa yang bisa kita amati dari fiksimini tersebut? Tersentak? Kaget? Yang jelas kita pasti akan berfikir kesana-kemari. Mana mungkin ada orang yang mengaku telah membunuh dirinya sendiri? Mana mungkin ada orang yang sudah mati lalu datang ke pengadilan dan mengakui kesalahannya sendiri? Itulah fiksimini yang menurut Mas Agus Noor seperti debu yang mampu meledakkan semesta.

Akhir-akhir ini, fiksimini telah berkembang ke dalam media lain seperti buku, film, lagu, bahkan cerpen. Untuk buku sendiri, fiksimini telah melahirkan beberapa buku, yaitu Curhat Ibu Peri dan Politweet. Sebentar lagi, juga akan ada buku baru yang terlahir dari fiksimini, yaitu Cemburu Itu Peluru. Fiksimini juga berkembang ke dunia perfilman. Untuk film-filmnya sendiri bisa dilihat di youtube dengan kata kunci: fiksimini. Sedangkan untuk cerpen, bisa dilihat di ceritapendekfiksimini.blogspot.com. disana, kita bisa melihat beberapa cerpen yang idenya bersumer dari fiksimini.

Tertarik untuk begabung? Silakan Follow saja akun twitternya di @fiksimini. Jangan lupa follow saya juga di @Imamul_


Inilah hasil tulisan saya yang pernah di-Retweet oleh @fiksimini:

Tema: Istimewa
KEMATIAN ISTIMEWA. Mati sebelum hidup.

Tema: Istimewa
ULANG TAHUN PERTAMAKU. Diiringi tangisan, ibu menaburkan bunga di atas kuburanku.

Tema: Istimewa
KADO ISTIMEWA UNTUK ORANG BUTA. Sebuah tongkat bermata manusia.

Tema: Grasi
KALENDER. Tuhan telah mengurangi menjadi 4 bulan.

Tema: Grasi
BAYI. Ibu memberiku grasi, aku hanya 3 bulan di dalam perutnya.

Tema: Sakaw
PECANDU KELAS KAKAP. Putaw, tepung, semen, dan merica dimatanya sama saja.

Tema: Berantakan
PERTAMA KALI DILAHIRKAN. Mataku berada diperut, hidungku dikaki, dan mulutku dipunggung. Lalu aku pun segera merapikannya.

Tema: Reog
PESTA HALLOWEEN. Hanya dia yang memakai topeng reog.

Tema: Ulang Tahun
HOBI. Ia selalu merayakan ulang tahunnya setiap hari. Sejak itulah ia dinyatakan gila.

Tema: Basah
PELAJARAN FISIKA. “Udin, apa yang terjadi jika api ini bapak siram?” “Apinya basah Pak!”

Tema: Mata
MENGELUH. Mata kananku mengeluh, ia tak dapat melihat mata kiri.

Tema: PUJANGGA
Tak ingin kata-katanya diklaim oleh orang lain, ia pergi ke kantor departemen untuk mendapatkan Hak Paten.

Tema: Yang ini saya lupa temanya apa. Hehe
Kacang tak ingin meninggalkan kulitnya. Sampai kumakan pun mereka tetap bersama.

Tema: Bola
“Kak, ntar sore bisa maen bola nggak?” | “gila lu, gue kan udah mati!”

Tema: Bedesak-desakan
kenapa harus berdesak-desakan mengantri beras? beli sendiri-sendiri kan bisa!

Tema: Peta
Udin, knpa nilai geografi mu jelek? biasanya kan bagus? | maaf bu, abisnya kmaren saya ga bawa peta, jdi ga bsa nyontek

Tema: Luka
BREAKING NEWS: 10 rumah rusak, 5 orang meninggal, & 20 orang lainnya terluka parah saat Udin menyanyi di kamar mandi.

Tema: daging
HARGA-HARGA MELAMBUNG TINGGI. Penciptaan Hawa ditunda. Tuhan tak sanggup membeli daging.

Tema: Hakim
Di hadapan hakim, ia mengaku telah berkali-kali membunuh dirinya sendiri.

Tema: Dingin
PERCOBAAN FISIKA. “Andi, apa yg terjadi jika air ini Bapak dinginkan?” “Airnya menggigil, Pak!”

Tema: Lahar
DISPENSER AJAIB. Ketika kupencet tombol biru, tiba2 keluar lahar dingin. Begitu juga sebaliknya dgn tombol warna merah.

Tema: Burung
ADA YANG ANEH DARI AYAHKU. Setiap jam 12 malam ia berubah menjadi burung gagak.

Tema: Lomba
KETAKUTAN. Bola menggelinding terengah-tengah. Ia lari menjauhi pemain yang beringas ingin menghancurkannya.

Tema: Kacamata
PAGI HARI. Tepat jam 06.00, tiba-tiba muncul matahari dari balik kacamata hitamku.

Tema: Kacamata
“Tahukah kamu, Sayangku? Tanpa kacamata, kau terlihat seperti pria yang pernah menikahiku dulu.”

Tema: Kacamata
SEMENJAK RUMAHKU DIGUSUR. Ada kehidupan baru di kacamataku. Keluargaku tinggal di sana.